Halaman ini berisi sebagian kegelisahanku dan beberapa tulisan non fiksiku.
Semoga bermanfaat buat kalian... Tiru yang baik dan buang yang buruk!
Aku nggak ingin dikasihani, Aku cuma mau didengar
Rambut yang memutih sudah jauh lebih banyak daripada yang hitam, tapi langkahku justru makin mantap. Hidup memang tidak pernah menawarkan jalan yang selalu lurus. Tapi aku bersyukur, karena di setiap belokan tajamnya, aku belajar mengenali siapa diriku yang sesungguhnya.
Semua hal yang terjadi di dunia ini pasti ada sebabnya. Dan efek dari semua itulah yang disebut akibat. Kadang kita bingung mana yang sebab dan mana akibat. Apakah akibat hasilnya selalu buruk atau nggak?
Menjanda bukan hal yang mudah, karena masyarakat masih ada yang memojokkan mereka. Bagaimana sesungguhnya... ?
Gemeees kalo liat bapak dan ibu yang bercerai dari pasangannya trus pada rebutan hak asuh anak.
Secara psikologis, anak-anak yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya, sudah tersakiti dengan kondisi tersebut.
Kondisi dimana, mereka harus melihat ayah dan ibu mereka terpisah. Tinggal di tempat yang terpisah dari mereka.
Anak anak meski diam, memendam kekhawatiran bahwa mereka tidak akan bertemu salah satu atau bahkan kedua orang tua mereka lagi. Dan diam yang ditunjukan anak-anak ini seperti bom waktu dalam diri mereka. Kapan saja bisa meledak, dan dapat berakibat buruk pada kejiwaan anak anak.
Aku memang ga punya background pendidikan kejiwaan. Semua ini aku tulis berdasarkan pengalaman pribadiku.
Kalaupun orang tua harus bercerai, biarkan anak-anak tetap menikmati kebahagian mereka, kasih sayang kedua orang tuanya. Tentu saja karena sudah terjadi perceraian, versinya akan berbeda.
Atau kalau memang kedua pasangan memiliki pandangan yang sama, bisa jadi pengasuhan bersama dapat dilakukan.
Anak-anak punya hak merasakan kasih sayang orang tua, ayah dan ibu secara lengkap. Ini kalo orang tua yang bercerai masih berpikir tentang masa depan anak-anaknya, ya.
Kalo nggak..., ya silakan berebut berkepanjangan, saling menjelekkan, mempublish keburukan satu sama lainnya.
Tapi sadarilah...! Bila hal itu yang dilakukan ayah atau ibu bukan hanya akan kehilangan pasangannya, tapi juga akan kehilangan anak anak mereka!
Berhentilah berebut, anak anak adalah karunia Tuhan yang harus dipertanggung-jawabkan.
Boleh hubungan suami iatri anda hancur. Tapi jangan ajak anak anak turut hancur dengan kejadian itu.
Anak anak PUNYA HAK ATAS KASIH SAYANG KEDUA ORANG TUANYA. Tak pedulli mereka tinggal bersama siapa. Tp kasih sayang ayah dan ibu harus mereka rasakan bagaimanapun caranya orang tua mengatur itu semua.
Jangan sakiti anak2 dengan perceraian.
Hari ini tepat 18 tahun lalu...
Seorang wanita muda mempertaruhkan hidupnya demi melahirkan bayi lelaki yang diharapkan lahir ke dunia. Setelah 42 minggu merawat dalam perut buncitnya, memberikan nutrisi dari makanan yang dimakannya, selalu berharap dalam doanya agar bayi didalam perutnya sehat.
Dan tepat di tangan 21 April jagoan yang diharapkannya lahir.
Tepat disaat masyarakat kita memperingati hari Kartini. Ketika dokter mengangkat jabang bayi dan mengatakan "Selamat, Bu. bayinya laki-laki."
Bahagia menyeruak dari diri si ibu muda...
Senyum dan rasa syukur seketika terucap dari mulutnya.
Harapan demi harapan segera berlarian menghampiri jabang bayi tadi...
Kini 18 tahun kemudian...
Ketika si bayi telah jadi sosok kuat yang nampak di depan mataku. Kembali doa-doaku mengalir untukmu, nak.
Maafkan jika kami pernah menyakitimu.
Maafkan jika mama tidak mampu memberikan kebahagian yang sempurna.
Tapi mama yakin, Tuhan telah menggantikan semua itu dengan apa yang kamu miliki hari ini.
Ketabahanmu, niat baikmu untuk kami, penjagaanmu terhadap adik-adikmu, prinsip terhadap hidupku, juga tanggung jawab yang kamu tunjukkan pada keluarga ini.
Mama selalu berharap kelak kamu dapat memaknai hidupmu lebih baik. Melihatmu semakin sukses. Dan kamu dapat memberikan arti kesederhanaan, cinta dan kebaikan untuk sekitarmu.
Selamat ulang tahun lelaki tangguhku....
Doa Mama menyertaimu...
Semoga malaikat Allah selalu menjagaimu...
ditulis di Cimahi, 21 April 2017
Pernahkah kamu merasa terpuruk? Merasa jatuh ke dasar yang paling menyakitkan? Merasa paling sial dan apes di sentero jagat?
Aku pernah...!
Suatu hari aku merasa jatuh, tersungkur apes se-apes apesnya. Rasanya pingin nangis teriak protes tapi nggak tau sama siapa. Sama orang lain, yang jika diruntut adalah penyebab semua kemalangan, kok nggak berguna!
Akhirnya cuma bisa ngegerutu, dan kesal sendiri....
Namun ketika kekesalan memuncak, ketika rasa keterpurukan membayangi di setiap langkah, entah kenapa Tuhan mengijinkan aku melihat suatu keadaan yang menyentuh hingga ke hati yang paling dalam....
Kejadiannya simpel banget.
Ketika kaki ku melangkah di pagi hari mengejar barisan angkot yang akan membawaku pergi menuju kantor. Tiba tiba kaki rapuh ini mengijak sebuah batu kecil yang tergeletak lunglai di jalan beraspal.
Dan.... bruuuk...! Aku terduduk, jatuh.
Tubuh besarku menghempas ke atas balutan aspal jalanan.
"Aseeeeeeem!" umpatku dalam hati.
Aku meringis menahan nyeri yang kurasakan menggigit-gigit pergelangan kakiku.
Hak sepatu tinggi ini penyebabnya, pikirku masih dengan nada kesal bercampur malu diantara beberapa pasang mata yang memperhatikan.
Ada yang selintas kudengar, "Hati-hati bu, kalau jalan."
Entah dari mulut orang yang mana kalimat itu kudengar.
Aku mencoba berdiri lagi menutup rasa malu dan sakitnya pergelangan kaki. Pincang langkah-langkahku kemudian.
"Ini gara gara si A yang nggak becus ngurusin mobil, hingga radiatornya jebol". pikirku sambil masih menahan rasa nyeri yang menusuk nusuk pada pergelangan kakilu.
Coba kalau dia apik ngerawat mobilnya, pasti mobilku gak akan opname sampai beberapa hari di bengkel. Dan aku nggak perlu ngalami kejadian ini ngejar2 angkot, jatuh ditertawakan orang, malu....
Hhhuuh...! Kesal
Belum lagi teringat obrolan ditelepon hari sebelumnya.
"Habisnya sekitar, ***juta bu." kata suara diseberang teleponku.
"Okay, baik. Kabari saja begitu beres."
"Kemungkinan besar sore nanti bisa diambil bu." imbuhnya
"okay," jawabku singkat
Lalu telepon ditutup setelah memberikan salam.
Satu kejadian yang kita alami hari ini adalah rangkaian cerita dari kejadian sebelumnya. Lalu ketika sesuatu hal buruk terjadi manusia akan mudah mencari kambing hitam. Menyalahkan siapapun yang bisa jadi target kemarahan. Alih-alih introspeksi diri. Mungkin bukan salah satu orang saja. Tapi banyak kesalahan yang saling berhubungan.
Lebih baik cek dulu ke diri kita, adakah andil salah kita dari sebuah petaka.
Ini sebuah penggalan cerita dengan seorang sahabat. Seorang teman yang sama pernah terpuruk dan terseok-seok menapaki hidup.
Pembicaraan diawali ketika temanku itu, sebut saja Mawar menyapa karena tertarik dengan IG story-ku. Mawar temen masa kecilku, kami bersahabat sejak duduk di bangku SMP. Dia tau betul gimana aku. Bahkan dulu dia adalah kurir surat2ku umtuk seseorang ketika kami masih di periode masa cinta monyet.
Hahaha... kalo ingat masa itu aku jadi geli sendiri. Kok mawar mau aja ya? Bahkan sering dia kujadikan alasan untuk bisa keluar rumah, belajar kelompok begitu alasanku ketika papa atau mama bertanya.
Mawar memang sahabat terbaikku. Bahkan ketika kami lost contact karena aku kuliah dan akhirnya bekerja di instansi pemerintah. Dia mencariku dengan menelepon kantor pusat dan bertanya dimana keberadaanku. Waktu itu medsos belum ngetren seperti sekarang
Luar biasa usahanya dan dia berhasil menemukan aku. Sejak itu kami selalu berkirim kabar dan crita. Sejak itu kami saling terhubung kembali.
Itulah mawar seorang sahabat yg luar biasa gigih.
Kembali ke Chit chat kecil dengan mawar tadi, tiba pada sebuah pernyataan kekagumannya padaku, tentang semangat dan kegigihanku melewati petir, badai dan halilintarnya kehidupan.
Aku cuma tersenyum membaca tulisan2 yg diketiknya. Dia tak menyadari bahwa dia jg hebat. Lihat aja gmn dia gigih mencari sahabatnya, aku.
I'm proud of you katanya, dan katanya lagi kebanggaannya padaku sering diceritakannya pada anak-anaknya. Sebatas bisa menginspirasi orang lain aku bangga jg, sobat.
Tapi sebenarnya kita tuuh sama. Sama seperti wanita yang lain.
Kadang mewek, kadang egois, kadang sok kuat. Tapi orang lain hanya menilai semua kulitnya aja. Apa yg terlihat yang tampak oleh mereka. Karenanya jangan biarkan mereka melihat kita sedih, melihat kita sakit, ataupun melihat kita jatuh. Tegakkan badan dan dongakkan kepala, meski kaki dan hati meringis karena sakit.
Mereka ga boleh mencibir dan melecehkan kita, karena ke-single mom - an kita. Tapi mereka harus melihat kita dari sisi yg lain.
Bahwa I'M MOT A SINGLE MOM, I'M DOUBLE PARENT.
Dan buat anak-anak kita bangga berada bersama kita.
Luv U my dearst friend...
Kadang ku tak pernah tau arti kata cinta
Kapan kuberucap kata rindu
Yang kutau saat itu hanyalah kamu
Tak tau kapan kebelajar memaknai benci
Yang kutau hanya satu cuma kamu
Kamu yang berada dibatas ruang antara benci dan rindu
Dimana beterbangan bunga cinta yang menebarkan aroma pada seluruh jiwa
Akankah kamu berlari meninggalkan benciku menuju rindu yang makin kuyu
Menunggu dibatas rasaku tentang kamu...
Suatu hari kupandangi wajah seorang ibu dari pantulan sebuah cermin di satu sudut rumah makan.
Ibu yang memang tak muda lagi. Keriput-keriput kecil di sudut matanya, menggambarkan usianya yang mulai merangkak senja. Ibu itu memegang telepon seluler ditangannya. Sesekali pandangan matanya berkeliling seolah mencari seseorang yang dia nanti di tempatnya duduk
Beberapa menit kemudian, matanya memandang telpon genggam yang ada ditangannya.
Mungkin dia sedang menunggu seseorang... pikirku...
Sesekali dia tersenyum ketika melihat ponselnya, lalu memainkan tuts-tuts dari layar ponselnya.
Ibu yang terlihat letih...
Lalu aku memandang diriku sendiri, memandang ponselku, mencoba mencari nama-nama yang bisa membuatku merasa tenang.
Aaah... Masihkah aku mencari...
Sedang kutau dan pasti Kamu selalu ada disini...
Cinta-Mu meski tak nampak olehku..
Wujudmu.. Meski tak pernah kulihat nyata di depanku.
NamunTapi semangatmu selalu membakar butir-butir semangat di diriku
Aaaah... Masihkah aku mencari...
Aku secara pribadi nggak sepakat dengan kata broken home. Apalagi ketika dikaitkan dengan keluarga yang tidak lengkap. Ketika kebanyakan orang melabeli “broken home” pada anak-anak yang keluarganya nggak utuh, tentunya hal ini akan berpengaruh pada kepribadian mereka.
Kondisi hidup yang tidak sempurna dibandingkan dengan keluarga lain, hal itu sudah memengaruhi kepribadian mereka. Ada yang mungkin menarik diri dari kehidupan sosial, jadi anak ansos dan nggak gaul. Hanya agar mereka nggak jadi pusat perhatian atau bahkan pusat pembicaraan.
Jahat rasanya, jika kita yang merasa sok sempurna menambah beban mereka lagi dengan stempel “broken home”
Perpisahan atau ketidakhadiran salah satu orang tua dalam keluarga itu, ibarat pisau bermata dua. Sebab perceraian orang tua tidak hanya merenggut keutuhan keluarga namun juga memberi anak-anaknya bekas luka yang luar biasa. Mereka benar-benar kehilangan, bingung, dan takut, tidak mampu merasakan aman, bahkan di rumah yang mereka tinggali selama bertahun-tahun.
Satu hal yang bisa membantu mereka adalah komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang. Membangun ruang dialog yang aman bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dan menjadikan mereka merasa tidak takut dihakimi.
Menjadi teman yang mau mendengarkan dengan seksama, memberikan dukungan emosional, dan berilah rasa cinta yang tulus, yang nggak kalah penting adalah berikan rasa aman di situasi yang tak nyaman.
Ingatlah, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Mereka punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun kita tidak akan berhenti dengan terus meratapi ketidaksempurnaan ini.
Dengan kasih sayang, dukungan, dan strategi yang tepat, anak-anak spesial ini akan dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh, mandiri, dan bahagia.